Kamis, 22 April 2010

NASA Tampilkan Foto Matahari Dari Dekat


VIVAnews - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mempublikasikan foto pertama hasil jepretan sebuah satelit baru yang didesain untuk mempelajari matahari, Rabu 22 April 2010.

Satelit Solar Dynamics Observatory (SDO) mulai menampilkan rangkaian gambar yang belum pernah disaksikan sebelumnya, diantaranya sebuah foto close-up dari permukaan matahari dan gambar beresolusi tinggi dari lidah api matahari.

Satelit SDO diluncurkan pada 11 Februari lalu dengan tujuan memberikan informasi mengenai aktivitas matahari dan memprediksi kemungkinan terjadi badai matahari suatu saat nanti.

"Foto awal ini menunjukkan matahari yang dinamis yang belum pernah saya lihat dalam lebih dari 40 tahun penelitian matahari," kata direktur Heliophysics Division NASA, Richard Fisher, seperti dikutip dari laman harian Herald Sun.

"SDO akan mengubah pemahaman kita mengenai matahari dan proses matahari yang mempengaruhi kehidupan kita dan masyarakat. Misi ini akan memiliki dampak besar bagi ilmu pengetahuan, mirip dengan dampak dari teleskop Hubble dalam astrofisika modern," lanjut Fisher.

Fisher menambahkan, satelit SDO beroperasi dengan sempurna. SDO membawa tiga paket instrumen yang salah satunya dirakit oleh Laboratorium Atmosfer dan Fisika Luar Angkasa. Dua instrumen lainnya dirancang oleh Lockheed Martin di Palo Alto, California.

SDO mengorbit Bumi sekali setiap 24 jam, mengirimkan data secara terus-menerus pada para ilmuwan ahli Matahari. SDO akan mengirimkan gambar dengan resolusi 10 kali lipat lebih baik dari kamera televisi tercanggih.

Senin, 12 April 2010

Anak Main FarmVille, Orang Tua Kebobolan


VIVAnews - Hutang bisa menjadi masalah besar bagi para petani di dunia nyata. Akan tetapi, para petani di dunia maya juga tidak berarti aman dari jeratan hutang.

Contohnya seperti yang terjadi pada seorang anak asal Inggris. Ibu dari anak yang tidak disebutkan namanya tersebut terkejut saat ia mengetahui bahwa ia mendadak memiliki hutang sebesar 900 poundsterling atau sekitar 12,5 juta rupiah.

Pada tagihan, disebutkan bahwa kartu kreditnya telah digunakan untuk membeli berbagai aksesoris di lahan peranian virtual terpopuler di Facebook, yakni di game FarmVille.

“Ketika saya tanyakan pada anak saya mengapa ia melakukan itu, ia mengatakan bahwa ia telah membeli barang-barang bagus yang ia inginkan,” kata sang ibu, seperti VIVAnews kutip dari AOLnews, 9 April 2010.

FarmVille, seperti sebagian besar game lainnya di Facebook merupakan game yang dapat dimainkan secara cuma-cuma. Tetapi, untuk mendapatkan uang, Zynga, sang produsen game akan mengenakan biaya pada pemain yang membeli produk-produk khusus yang ada di game tersebut, tentunya dengan uang sungguhan.

Anak asal Inggris tersebut tentu bukan satu-satunya pemain yang ingin membeli barang-barang virtual. Bisnis yang disebut ‘mikrotransaksi’oleh Facebook tersebut sangat menghasilkan dan perusahaan pembuat game pada situs jejaring sosial sangat meminati bisnis tersebut.

Sebagai contoh, Zynga, produsen game FarmVille dan beberapa game lainnya merupakan perusahaan pribadi, tak masuk bursa. Akan tetapi, dari perhitungan pengamat, Zynga kini telah menjadi perusahaan senilai 5 miliar dolar AS.

Untungnya, ibu dari anak berusia 12 tahun tersebut tidak menyalahkan perusahaan penerbit kartu kreditnya, Facebook, ataupun Zynga atas permasalahan ini. Akan tetapi, ia berharap akan ada pengamanan ekstra yang diterapkan untuk mencegah anak-anak melakukan hal-hal seperti ini di masa datang.

Ponsel LG Resmi Gulung Tikar, Selamat Tinggal

  Virgina Maulita Putri - detikInet Jakarta  -  LG  secara resmi mengonfirmasi akan menutup bisnis ponselnya. Mundurnya LG dari bisnis ponse...